Kamis, 17 Februari 2011

Renungan iman dan islam

Sebagian orang/kelompok ada yang memakai Tauhid, Fiqih, dan Tasawuf. Bahkan ada yang bilang kalau cuma belajar Tauhid dan Fiqih saja tanpa Tasawuf berarti belum sempurna. Padahal Tasawuf tidak ada pada zaman Nabi, bahkan kata ”Tasawuf” bukan berasal dari bahasa Arab. Baru muncul 2-3 abad setelah Nabi meninggal.

Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah Alaihi Sholatu Wa Sallam“… Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”. (Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8)

Oleh karena itu ketimbang memakai kata ”Tasawuf” untuk ”menyempurnakan agama Islam, kenapa kita tidak memakai kata ”Ihsan” yang jelas-jelas ada di hadits Nabi?

Hadist riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra.:

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah SAW muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seseorang dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Iman itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan beriman kepada Hari Kebangkitan akhir".

Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Islam, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan- Nya dengan apapun, mendirikan shalat fardhu, memberikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan".

Orang itu kembali bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu".

Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, kapankah Hari Kiamat itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang menanya. Apabila ada budak perempuan melahirkan majikannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila ada orang yang semula miskin menjadi pimpinan manusia, maka itu termasuk di antara tandanya. Apabila orang-orang yang tadinya menggembalakan ternak saling berlomba memperindah bangunan, maka itu termasuk di antara tandanya. Ada lima hal yang hanya diketahui oleh Allah".

Kemudian Rasulullah SAW membaca Surat Luqman ayat 34: "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya saja lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Kemudian orang itu berlalu. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Panggillah orang itu kembali!". Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah SAW bersabda: "Itu tadi adalah Jibril, yang datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka".

Ihsan ini artinya kebaikan. Bagaimana kita dekat dengan Allah. Bisa juga diperluas dengan berbuat baik kepada manusia.

Jika Tasawuf yang sesat bercampur dengan yang baik. Ada paham Wihdatul Wujud yang menyesatkan. Dalil dari Al Qur’an dan Hadits dicampur dan sering kalah dengan kisah-kisah sufi. Pada Ihsan kita hanya mengambil dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits untuk mendekatkan diri pada Allah dan berbuat baik pada sesama manusia dan makhluk lainnya.

Bisakah kita melepaskan fanatisme kita pada guru kita dengan meninggalkan Tasawuf yang istilahnya tidak ada dalam Al Qur’an dan Hadits dan berpaling ke ”Ihsan”?

”Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. ” [AtTaubah:31]

[639]. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.

Wassalamu’alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar